Yudisium Prodi S1 Pendidikan Sains Periode II Tahun 2023
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/2b1c81b1-e475-4fb1-93f4-a85516973463.jpg)
Sebanyak 255 mahasiswa program sarjana dan 18 mahasiswa program pascasarjana telah dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar akademik dalam Yudisium ke-107, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di Gedung D1, FMIPA, Kampus Ketintang, Rabu (30/8/2023).
Dekan FMIPA, Prof. Dr. Wasis, M.Si., pada kesempatan itu menekankan, harus ada perbedaan baik dari aspek sikap, pemikiran maupun kemampuan antara orang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan. Setiap perilaku orang yang punya gelar harus memiliki value dan dampak positif bagi masyarakat.
“Harus optimistis menatap masa depan. Kendati satu sisi banyak pekerjaan yang tergantikan teknologi, tetapi di sisi lain terbuka banyak peluang dan pekerjaan baru yang harus dimanfaatkan lewat ilmu yang dipelajari selama ini,” ucapnya.
Beliau menambahkan, setiap ilmu yang dipelajari tidak ada yang sia-sia. Seperti teori bidang miring misalnya yang bisa digunakan untuk memindahkan barang ke tempat lebih tinggi dengan memanjangkan jaraknya agar gaya yang diperlukan tidak terlalu besar.
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/gallery/66cc32e5-13ae-4eb2-8df1-5e9deabfaa7a.jpg)
Belum usai, 60 yudisiawan
Jurusan IPA selanjutnya menghadiri yudisium tingkat Jurusan yang berlangsung
pukul 13.00-15.30 WIB
di auditorium Slamet Dajono lantai
3 gedung D1. Acara dipimpin oleh Koordinator prodi pendidikan
IPA, Prof. Dr. Erman, M.Pd. Hal yang paling dinanti ialah ketika dibacakan pamuncak
jurusan. Ada 7 yudisiawan yang
memperoleh nilai tertinggi. Secara berturut-turut dari
nilai tertinggi adalah Mochammad Danu Defansyah, Kirani Nur Cahyani, Emilia Saidatul Kholidiyah (masing-masing
IPK 3,92); Lilik Lailatus Sholihah (IPK 3,91); Rifka Hamidah, Amalia Laila, dan
Nur Rasyid Bagus Santoso
(masing-masing IPK 3,90). Rasa bahagia dan bangga tampak dari
wajah-wajah para yudisiawan, terutama mahasiswa pamuncak ketika memperoleh
kenang-kenangan dari ketua jurusan.
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/gallery/6d01d3c3-1fb1-4774-bd46-bd58c23a3697.jpg)
Dalam sambutannya, Prof. Erman berpesan bahwa alumni IPA harus menunjukkan karakternya, karena mereka bukan alumni fisika, kimia. atau biologi. Yudisiawan harus mampu mengintegrasikan keilmuan-keilmuan tersebut menjadi satu, yaitu IPA. Selain itu, boleh jadi yudisiawan ada yang menjadi guru IPA atau profesi lainnya, tetapi kompetensi unggul mereka harus selalu diupdate dan selaras dengan perkembangan zaman. Acara selanjutnya adalah pemberian kenang-kenangan dari para yudisiawan kepada prodi pendidikan sains dan pemotongan tumpeng sebagai bentuk syukur. Kenang-kenangan diberikan oleh perwakilan yudisiawan yaitu Nur Rasyid Bagus Santoso dan diberikan kepada koorprodi Prof. Dr. Erman, M.Pd.
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/gallery/bc99a79a-9de0-44c7-9722-a8dd892b473f.jpg)
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/gallery/8217cd07-8f23-4876-8747-bb007c80a60b.jpg)
Acara kemudian ditutup dengan doa. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah diraih diberkahi Tuhan yang Maha Kuasa sehingga dapat bermanfaat di kehidupan dunia dan akhirat. Aamiin..