Contoh Praktis Pengembangan Asesmen berbasis TikTok oleh Guru
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/b4d1bd79-0d75-4120-9b49-3eaf97bf3aad.png)
Surabaya - Era digital telah membawa transformasi signifikan dalam dunia pendidikan, termasuk dalam metode pengajaran dan asesmen yang dilakukan oleh para guru. Salah satu platform yang sedang naik daun untuk dimanfaatkan dalam proses belajar-mengajar adalah TikTok. Aplikasi berbasis video singkat ini, meskipun awalnya dikenal sebagai platform hiburan, kini mulai diadaptasi oleh kalangan pendidik untuk mendukung proses asesmen siswa yang lebih interaktif, kreatif, dan relevan.
TikTok: Dari Hiburan ke Pendidikan
TikTok adalah platform media sosial yang memungkinkan pengguna membuat, mengedit, dan membagikan video singkat berdurasi 15 hingga 60 detik. Popularitasnya di kalangan generasi muda membuat TikTok menjadi pilihan menarik untuk mendekatkan proses pembelajaran kepada siswa. Dalam konteks asesmen, TikTok memberikan ruang bagi guru untuk mengevaluasi pemahaman siswa dengan cara yang lebih segar dan inovatif.
Menggunakan TikTok untuk asesmen tidak hanya memperhatikan hasil belajar siswa, tetapi juga menilai bagaimana siswa dapat mengekspresikan pemahamannya terhadap suatu konsep. Misalnya, siswa dapat diminta untuk membuat video eksperimen sederhana, menjelaskan teori ilmiah, atau bahkan memainkan peran tokoh sejarah melalui video kreatif.
Contoh Praktis Pengembangan Asesmen berbasis TikTok oleh Guru
1. Asesmen Formatif Interaktif: Guru dapat menggunakan TikTok untuk mengembangkan asesmen formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran. Video singkat dapat digunakan siswa untuk menjawab pertanyaan reflektif, membuat rangkuman materi, atau mengajukan pertanyaan yang menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Contoh: siswa IPA dapat membuat video 60 detik tentang proses fotosintesis menggunakan alat peraga sederhana.
2. Mengembangan Instrumen Penilaian Kreativitas dan Literasi Digital: TikTok memungkinkan siswa menggunakan berbagai fitur seperti teks, filter, efek, dan musik untuk mengekspresikan ide mereka. Guru dapat menilai kreativitas, kemampuan komunikasi, dan literasi digital siswa melalui konten yang mereka buat. Dengan cara ini, asesmen menjadi lebih holistik karena tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademik.
3. Asesmen Berbasis Proyek (Project-Based Assessment): Proyek berbasis video TikTok memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi topik tertentu secara mendalam. Sebagai contoh, dalam pelajaran biologi, siswa dapat diminta untuk mendokumentasikan ekosistem di sekitar mereka dan menjelaskan interaksi antara organisme yang ada di dalamnya.
4. Mengembangkan Instrumen Penilaian Pembelajaran Kolaboratif: TikTok dapat digunakan untuk asesmen kelompok di mana siswa bekerja sama membuat video. Guru dapat menilai kemampuan kolaborasi, kepemimpinan, dan keterampilan sosial siswa melalui proyek-proyek seperti ini.
Contoh Penggunaan TikTok dalam Asesmen
Seorang guru fisika di SMA menggunakan TikTok untuk menilai pemahaman siswa tentang hukum Newton. Siswa diminta membuat video pendek yang menunjukkan aplikasi hukum-hukum tersebut dalam kehidupan sehari-hari, seperti gerakan mobil, ayunan, atau jatuhnya benda dari ketinggian. Dengan cara ini, guru dapat melihat sejauh mana siswa memahami konsep dan mampu mengaplikasikannya.
Di sisi lain, guru bahasa Inggris dapat meminta siswa membuat video TikTok yang berisi percakapan sederhana atau monolog dalam bahasa Inggris. Pendekatan ini tidak hanya melatih kemampuan bahasa siswa, tetapi juga membangun rasa percaya diri mereka dalam berkomunikasi.
Tantangan dan Solusi
Meskipun TikTok menawarkan banyak peluang, penggunaannya dalam asesmen juga menghadapi tantangan, seperti kesenjangan akses teknologi, potensi gangguan dalam pembelajaran, serta perlunya pemahaman tentang kebijakan privasi dan keamanan data. Untuk mengatasi tantangan ini, guru dapat mengambil langkah-langkah berikut:
- Menyediakan alternatif bagi siswa yang tidak memiliki akses ke perangkat atau internet.
- Menentukan aturan dan pedoman penggunaan TikTok untuk tujuan pendidikan.
- Memastikan bahwa konten yang dibuat siswa sesuai dengan nilai-nilai etika dan moral.
TikTok adalah alat yang sangat potensial untuk mendukung pengembangan asesmen bagi guru. Dengan memanfaatkan kreativitas siswa dan fitur interaktif platform ini, asesmen dapat menjadi lebih menyenangkan, relevan, dan mendalam. Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, penggunaan media sosial seperti TikTok menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi sekutu yang kuat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan asesmen. Guru hanya perlu mengintegrasikan inovasi ini secara bijak dan terarah, sehingga manfaat maksimal dapat dirasakan oleh siswa dan seluruh komunitas pendidikan.