Perbedaan Penetapan Hari Raya Idul Fitri 2025 antara Indonesia dan Arab Saudi Berdasarkan Peta Visibilitas Hilal

Surabaya - Penentuan tanggal Hari Raya Idul Fitri kerap menjadi topik yang menarik perhatian umat Muslim di seluruh dunia. Pada tahun 2025, perbedaan penetapan 1 Syawal 1446 H antara Indonesia dan Arab Saudi kembali terjadi, dipengaruhi oleh metode pengamatan hilal dan peta visibilitasnya di masing-masing wilayah.
Metode Penentuan Awal Syawal
Indonesia dan Arab Saudi sama-sama menggunakan metode rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menentukan awal bulan Hijriah. Namun, perbedaan geografis dan kriteria visibilitas hilal menyebabkan potensi perbedaan dalam penetapan 1 Syawal. Secara teori, negara yang terletak lebih barat, seperti Arab Saudi, memiliki peluang lebih besar untuk melihat hilal dibandingkan negara yang berada lebih timur, seperti Indonesia.
Peta Visibilitas Hilal 2025
Peta visibilitas hilal menunjukkan area di mana hilal dapat dilihat pada tanggal tertentu. Pada 29 Maret 2025, peta visibilitas hilal menunjukkan bahwa kemungkinan hilal terlihat di wilayah Arab Saudi lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh posisi geografis Arab Saudi yang lebih barat, sehingga memungkinkan hilal terlihat lebih awal.
Penetapan Idul Fitri di Arab Saudi dan Indonesia
Berdasarkan pengamatan hilal pada 29 Maret 2025, Arab Saudi menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025. Sebaliknya, di Indonesia, pengamatan hilal pada tanggal yang sama menunjukkan bahwa hilal belum memenuhi kriteria visibilitas yang ditetapkan, sehingga pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
Dampak Perbedaan Penetapan
Perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri antara Indonesia dan Arab Saudi bukanlah hal baru dan sering terjadi akibat perbedaan metode dan kriteria penentuan awal bulan Hijriah. Meskipun demikian, umat Muslim diharapkan dapat memahami dan menghormati perbedaan ini sebagai bagian dari keragaman dalam praktik keagamaan.