Membuat Bahan Ajar Kekinian dengan TikTok, SSSTikTok, dan Tools Digital Lainnya
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/03b3e627-c083-499a-8cac-906bbd1cefef.png)
Surabaya - Di era digital, teknologi dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. TikTok, platform berbagi video yang sangat populer, telah berkembang jauh dari sekadar hiburan dan kini digunakan sebagai media kreatif dalam pembelajaran. Bersamaan dengan itu, muncul alat-alat tambahan seperti SSSTikTok, yang memungkinkan pengunduhan video tanpa watermark, serta berbagai tools lainnya yang membantu guru dan mahasiswa menciptakan bahan ajar interaktif dan menarik.
TikTok: Dari Hiburan ke Pembelajaran
TikTok, dengan fitur video singkat dan efek kreatifnya, adalah platform yang sangat menarik bagi generasi muda. Algoritmanya yang cerdas dapat menyesuaikan konten dengan minat pengguna, menjadikannya alat potensial untuk pendidikan. Banyak guru dan akademisi mulai menggunakan TikTok untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang mudah dicerna.
Sebagai contoh, seorang guru IPA dapat membuat video eksperimen sederhana, lengkap dengan penjelasan singkat dan visual menarik, yang hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk ditonton. Ini sesuai dengan preferensi siswa zaman sekarang yang lebih suka konten cepat dan langsung ke intinya.
TikTok juga memungkinkan interaksi langsung dengan audiens melalui kolom komentar atau fitur duet, di mana siswa dapat berkolaborasi dengan guru atau teman sebaya untuk menjawab tantangan tertentu. Misalnya, siswa dapat membuat video menjelaskan konsep seperti fotosintesis dengan gaya kreatif mereka sendiri, yang kemudian dapat dinilai sebagai tugas kelompok.
SSSTikTok: Mengoptimalkan Penggunaan Video TikTok
SSSTikTok adalah salah satu alat yang sering digunakan oleh pendidik untuk mengunduh video dari TikTok tanpa watermark. Dengan ini, video dapat diintegrasikan ke dalam presentasi PowerPoint, modul ajar, atau platform pembelajaran lainnya tanpa terganggu oleh branding TikTok.
Menggunakan SSSTikTok, guru dapat mengumpulkan berbagai video edukatif yang relevan dari TikTok dan menyusunnya dalam format yang lebih terstruktur. Video ini dapat digunakan secara offline, misalnya saat pembelajaran di daerah dengan akses internet terbatas. Selain itu, alat ini juga membantu dalam mengarsipkan video pembelajaran untuk penggunaan jangka panjang.
Namun, penting bagi pendidik untuk memastikan bahwa konten yang diunduh memiliki izin dari pembuat aslinya agar tetap menghormati hak cipta.
Tools Lain yang Mendukung Bahan Ajar Kekinian
Selain TikTok dan SSSTikTok, ada berbagai tools digital lain yang mendukung proses pembelajaran:
1. Canva: Canva adalah alat desain grafis yang mudah digunakan untuk membuat bahan ajar seperti infografik, poster, atau presentasi interaktif. Dengan template yang tersedia, guru dapat mendesain materi yang menarik secara visual tanpa perlu keterampilan desain profesional.
2. Padlet: Platform ini memfasilitasi kolaborasi dalam kelas, di mana siswa dapat berbagi ide, mengunggah file, atau memberikan tanggapan terhadap tugas yang diberikan.
3. Kahoot! dan Quizizz: Alat gamifikasi pembelajaran ini memungkinkan guru membuat kuis interaktif yang seru, sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar.
4. Edpuzzle: Dengan Edpuzzle, guru dapat menambahkan pertanyaan interaktif ke dalam video pembelajaran, termasuk video dari TikTok atau YouTube. Ini memastikan siswa benar-benar memahami konten yang disajikan.
Video-video edukatif yang dihasilkan dapat diunggah ke platform internal atau YouTube untuk menjangkau lebih banyak audiens. Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar, tetapi juga mempromosikan nama Unesa sebagai institusi pendidikan yang adaptif terhadap teknologi.
Masa Depan Pendidikan dengan Media Sosial
Integrasi media sosial dalam pendidikan adalah langkah logis di era digital. TikTok dan tools pendukung lainnya membantu menciptakan bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan dan gaya belajar generasi Z. Dengan pendekatan ini, guru dan siswa dapat menjembatani kesenjangan antara teknologi dan pendidikan, menjadikan pembelajaran lebih menarik, inklusif, dan efektif.