Hari Disabilitas Internasional 2024: "Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan"
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/f91da602-253f-4617-a991-58b34af30af0.png)
Surabaya - Tanggal 3 Desember setiap tahunnya, dunia memperingati Hari Disabilitas Internasional sebagai momen refleksi sekaligus perayaan atas kontribusi penyandang disabilitas. Tahun 2024, tema yang diusung adalah "Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan" (Amplifying the Leadership of Persons with Disabilities for an Inclusive and Sustainable Future). Tema ini bukan sekadar slogan, melainkan seruan untuk mengakui peran strategis penyandang disabilitas dalam membangun masyarakat yang lebih setara dan berkeadilan.
Memahami Makna Kepemimpinan Inklusif
Kepemimpinan penyandang disabilitas tidak hanya berbicara soal keterlibatan, tetapi juga bagaimana mereka menjadi aktor utama dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka. Dalam berbagai aspek, dari pendidikan, pekerjaan, hingga kebijakan publik, penyandang disabilitas memiliki hak untuk memimpin, bukan hanya menjadi objek dari keputusan yang dibuat oleh orang lain.
Penyandang disabilitas membawa perspektif unik yang berharga untuk menciptakan kebijakan yang inklusif. Mereka memahami tantangan dan kebutuhan secara langsung, menjadikan suara mereka penting dalam perencanaan program yang benar-benar efektif. Dengan memperkuat kepemimpinan mereka, kita bukan hanya memenuhi prinsip inklusi, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua.
Keunggulan Unesa dalam Mendukung Penyandang Disabilitas
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) telah lama dikenal sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen kuat dalam mendukung penyandang disabilitas. Sebagai center of excellence* di bidang disabilitas, Unesa telah mengembangkan berbagai program yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga pemberdayaan dan pelatihan keterampilan.
Unesa memiliki fasilitas yang ramah disabilitas, mulai dari aksesibilitas fisik seperti jalur khusus dan ruang belajar adaptif hingga layanan teknologi berbasis digital. Selain itu, Unesa juga aktif dalam mengembangkan kurikulum yang inklusif, memastikan bahwa semua mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas, dapat mengakses pendidikan tanpa hambatan.
Salah satu keunggulan Unesa adalah Disability Metrics—sebuah pendekatan berbasis data untuk memetakan kebutuhan dan potensi penyandang disabilitas. Program ini memungkinkan Unesa untuk merancang strategi yang lebih efektif dalam mendukung mahasiswa penyandang disabilitas, baik dalam hal akademik maupun non-akademik.
Disability Metrics: Inovasi Unesa untuk Masa Depan
Melalui Disability Metrics, Unesa melakukan pengumpulan dan analisis data yang komprehensif terkait mahasiswa penyandang disabilitas. Data ini mencakup informasi tentang jenis disabilitas, kebutuhan khusus, hingga tantangan yang dihadapi selama proses belajar. Dengan pendekatan ini, Unesa dan perguruan tinggi di seluruh dunia dapat:
1. Menyusun kebijakan kampus yang berbasis bukti.
2. Meningkatkan kualitas layanan pendukung.
3. Mengembangkan teknologi pembelajaran adaptif.
4. Meningkatkan kesadaran tentang inklusi di kalangan sivitas akademika.
Sebagai contoh, hasil dari Disability Metrics telah membantu Unesa dalam mengembangkan aplikasi pendukung belajar yang dirancang khusus untuk mahasiswa tuna netra. Aplikasi ini menyediakan bahan ajar dalam format audio, memperkuat pengalaman belajar yang setara.
Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan
Tema Hari Disabilitas Internasional 2024 selaras dengan komitmen global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada poin ke-4 tentang pendidikan inklusif dan ke-10 tentang mengurangi ketimpangan. Dengan memperkuat kepemimpinan penyandang disabilitas, kita dapat memastikan bahwa suara mereka didengar dalam setiap pengambilan keputusan, dari tingkat lokal hingga global.
Unesa, dengan visi sebagai universitas yang inklusif, terus berinovasi untuk menjadi teladan dalam mendukung penyandang disabilitas. Pendekatan berbasis teknologi, seperti Disability Metrics, serta pengembangan program-program pemberdayaan, adalah langkah konkret yang menunjukkan komitmen ini.
Hari Disabilitas Internasional bukan hanya momen perayaan, tetapi juga waktu untuk merenungkan langkah nyata yang dapat diambil dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif. Dengan memperkuat kepemimpinan penyandang disabilitas, kita membuka jalan menuju masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.