Indonesia vs Jepang: Mengungkap Dinamika Sepakbola melalui Lensa Sains
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/ab84bbbf-9dbd-4fb8-b3ed-c242e37bd074.png)
Surabaya – Pertandingan sepak bola antara Indonesia dan Jepang dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 ini menyajikan lebih dari sekadar kompetisi bergengsi antarnegara. Bagi para mahasiswa S1 Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pertandingan ini juga menjadi sarana untuk mengeksplorasi berbagai aktivitas dalam sepak bola melalui perspektif sains, khususnya dalam ranah fisika.
Sebagai bagian dari mata kuliah Fisika Umum yang diampu oleh Tutut Nurita, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Ahmad Fauzi Hendratmoko, M.Pd., mahasiswa diberikan kesempatan untuk menganalisis konsep kinematika yang terjadi dalam setiap aktivitas di lapangan. Konsep kinematika yang diajarkan mencakup pemahaman tentang gerak, kecepatan, percepatan, dan perubahan arah, yang semuanya bisa ditemukan dalam tiap gerakan pemain sepak bola.
Guna mengkaji secara lebih mendalam, para mahasiswa menggunakan aplikasi Kinovea, sebuah perangkat lunak yang memungkinkan analisis gerakan secara lebih terperinci. Aplikasi ini memungkinkan mahasiswa untuk mengamati pergerakan pemain, mengukur kecepatan bola, serta menganalisis jalur lintasan yang dilalui oleh pemain atau bola selama pertandingan.
Messi, salah seorang mahasiswa dalam mata kuliah ini, mengungkapkan ketertarikannya pada pembelajaran yang dilakukan. "Saya tertarik untuk mengikuti kegiatan ini karena selain mengajarkan konsep fisika yang saya pelajari di kelas, kami juga diajak untuk memahami bagaimana fisika berperan dalam kehidupan nyata, seperti dalam pertandingan sepak bola," ujar Messi.
Pembelajaran yang diterapkan oleh para dosen tidak hanya menekankan pada pemahaman konsep fisika secara teoritis, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan argumentasi. Melalui diskusi dan analisis, mahasiswa diajak untuk menghubungkan teori yang mereka pelajari dengan fenomena yang terjadi di lapangan, seperti mengapa pemain bisa menendang bola dengan kekuatan tertentu atau bagaimana perubahan sudut bola bisa mempengaruhi arah gerakannya.
Lebih dari sekadar permainan, sepak bola bagi para mahasiswa Pendidikan IPA, FMIPA, Unesa adalah media untuk memahami sains secara kontekstual. Dalam pertandingan Indonesia vs Jepang, mereka dapat melihat langsung bagaimana konsep-konsep fisika seperti kecepatan bola, percepatan pemain, serta momentum saat benturan dengan bola, berlaku dalam situasi nyata. Setiap gerakan pemain dapat dianalisis lebih lanjut, baik itu saat menggiring bola, melakukan tendangan bebas, atau saat berlari mengejar bola.
"Kegiatan ini membuka wawasan kami bahwa fisika tidak hanya bisa dipelajari di ruang kelas, tetapi juga bisa dilihat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam olahraga," kata Messi, yang merasa semakin tertarik dengan cara sains dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di lapangan sepak bola.
Dosen pengampu mata kuliah, Dr. Ahmad Fauzi Hendratmoko, M.Pd., menambahkan bahwa tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk menghubungkan teori yang diajarkan dengan aplikasi di dunia nyata. "Pembelajaran sains melalui konteks olahraga seperti sepak bola ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep fisika sekaligus melatih keterampilan mereka dalam membuat argumen yang didasarkan pada data dan observasi yang valid," jelasnya.
Dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan aplikatif, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan konseptual yang kuat, tetapi juga keterampilan untuk mengamati, menganalisis, dan berargumentasi dengan cara yang ilmiah. Melalui pendekatan ini, para mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami relevansi sains dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus mengapresiasi keindahan ilmu yang tersembunyi dalam dinamika permainan sepak bola.
Indonesia vs Jepang bukan hanya menjadi ajang adu kekuatan antar dua tim, tetapi juga menjadi contoh menarik bagaimana ilmu pengetahuan, khususnya fisika, dapat menjelaskan dan mengungkap berbagai aspek yang terjadi dalam olahraga. Di masa depan, metode pembelajaran serupa diharapkan dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu lainnya, menjadikan sains lebih dekat dan mudah dipahami oleh semua kalangan.