Kasus BBM Oplosan Pertamina: Mengungkap Modus dan Dampak Nilai Oktan bagi Kendaraan

Surabaya - Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh kasus dugaan pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melibatkan PT Pertamina Patra Niaga. Kasus ini menyoroti pentingnya pemahaman mengenai nilai oktan dan dampaknya terhadap kinerja mesin kendaraan. Artikel ini akan membahas secara mendalam kasus BBM oplosan tersebut serta pandangan ilmiah terkait nilai oktan.
Kasus BBM Oplosan Pertamina: Kronologi dan Dampaknya
Pada Februari 2025, Kejaksaan Agung Republik Indonesia mengungkap dugaan korupsi terkait pengoplosan BBM jenis Pertamax (RON 92) oleh oknum di PT Pertamina Patra Niaga. Modus operandi yang digunakan adalah mencampur Pertamax dengan bahan bakar beroktan lebih rendah, seperti Premium (RON 88), untuk menekan biaya produksi. Praktik ini menyebabkan kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp17,4 triliun per tahun.
Sebanyak sembilan orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, termasuk enam pejabat Pertamina Patra Niaga dan tiga dari pihak swasta. Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Pertamina dan mempertimbangkan penggantian Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga.
Memahami Nilai Oktan dan Pentingnya bagi Mesin
Nilai oktan, atau Research Octane Number (RON), adalah ukuran kemampuan bahan bakar untuk menahan tekanan sebelum terbakar secara spontan. Semakin tinggi nilai oktan, semakin besar kemampuan bahan bakar menahan tekanan, yang berarti pembakaran dapat terjadi pada waktu yang tepat sesuai desain mesin. Ini penting untuk mencegah fenomena knocking atau detonasi, yaitu ledakan prematur dalam ruang bakar yang dapat merusak komponen mesin.
Di Indonesia, terdapat beberapa jenis BBM dengan nilai oktan berbeda, antara lain:
- Premium (RON 88): Bahan bakar dengan nilai oktan terendah, umumnya digunakan pada mesin dengan rasio kompresi rendah.
- Pertalite (RON 90): Bahan bakar dengan nilai oktan menengah, cocok untuk kendaraan harian dengan performa standar.
- Pertamax (RON 92): Bahan bakar dengan nilai oktan tinggi, ideal untuk mesin dengan rasio kompresi tinggi dan performa lebih baik.
- Pertamax Turbo (RON 98): Bahan bakar dengan nilai oktan sangat tinggi, dirancang untuk kendaraan berperforma tinggi.
Pemilihan BBM dengan nilai oktan yang sesuai sangat penting untuk kinerja optimal mesin dan mencegah kerusakan akibat pembakaran yang tidak tepat.
Dampak Penggunaan BBM Oplosan terhadap Mesin
Penggunaan BBM oplosan atau BBM dengan nilai oktan yang tidak sesuai dapat menimbulkan berbagai masalah pada mesin kendaraan, antara lain:
1. Detonasi (Knocking): Pembakaran prematur yang terjadi akibat nilai oktan yang rendah dapat menyebabkan suara ketukan pada mesin dan merusak komponen internal seperti piston dan silinder.
2. Penurunan Performa Mesin: BBM dengan oktan rendah mengakibatkan proses pembakaran yang tidak efisien, yang mengurangi tenaga mesin.
3. Peningkatan Emisi Gas Buang: Pembakaran yang tidak sempurna dapat meningkatkan emisi karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC), yang berkontribusi pada polusi udara serta efek rumah kaca.
4. Penumpukan Kerak pada Mesin: Penggunaan BBM dengan nilai oktan yang tidak sesuai dapat menyebabkan penumpukan residu karbon pada ruang bakar, yang mengganggu kinerja mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Upaya Penanggulangan dan Edukasi Konsumen
Untuk mengatasi masalah BBM oplosan, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, produsen BBM, dan konsumen. Pemerintah perlu memperketat pengawasan distribusi BBM dan menindak tegas pelaku pengoplosan. Produsen BBM, seperti Pertamina, harus memastikan kualitas produk mereka sesuai standar dan transparan dalam proses distribusi. Konsumen juga perlu diedukasi mengenai pentingnya menggunakan BBM dengan nilai oktan yang sesuai dan membeli BBM hanya di SPBU resmi untuk menghindari risiko mendapatkan BBM oplosan.
Nilai oktan merupakan indikator penting dalam menentukan kualitas BBM dan kinerja mesin kendaraan. Praktik pengoplosan BBM tidak hanya merugikan konsumen secara finansial tetapi juga berpotensi menimbulkan kerusakan serius pada mesin dan meningkatkan emisi gas buang. Oleh karena itu, pemilihan BBM dengan nilai oktan yang sesuai dan kesadaran akan risiko BBM oplosan sangat penting untuk menjaga kinerja dan umur panjang kendaraan, serta mendukung upaya pelestarian lingkungan.