Kelanjutan Pembangunan Ibu Kota Nusantara: Antara Komitmen dan Tantangan
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/fd6b5008-e248-4eb8-9263-33f1d574688c.png)
Surabaya - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur terus menjadi sorotan publik. Setelah sempat tertunda akibat pandemi COVID-19, proyek ambisius ini kembali dilanjutkan dengan berbagai dinamika yang menyertainya.
Komitmen Pemerintah dalam Melanjutkan Pembangunan
Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui alokasi anggaran sebesar Rp48,8 triliun untuk kelanjutan pembangunan IKN periode 2025-2029. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam merealisasikan pemindahan ibu kota negara.
Namun, di tengah upaya tersebut, muncul tantangan terkait pemangkasan anggaran. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, mengajukan penambahan anggaran tahun 2025 untuk proyek IKN sebesar Rp14,87 triliun. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kelanjutan proyek tersebut.
Tantangan dan Perspektif Ekonomi
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyoroti bahwa dengan adanya pemangkasan anggaran, pemerintah perlu membuat keputusan politik terkait kelanjutan proyek IKN. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah menjadikan IKN sebagai pusat pemerintahan, sementara Jakarta tetap menjadi pusat ekonomi.
Selain itu, pemindahan pusat pemerintahan ke IKN diharapkan dapat mengatasi masalah kepadatan penduduk di Jakarta serta menciptakan pembangunan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.
Pembangunan IKN merupakan langkah strategis pemerintah Indonesia dalam menciptakan pemerataan pembangunan dan mengatasi permasalahan di Jakarta. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, komitmen pemerintah tetap kuat untuk melanjutkan proyek ini demi masa depan Indonesia yang lebih baik.