Model ASSURE dalam Mengembangkan Media dan Strategi Pembelajaran IPA
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/56434149-1247-441e-bc68-a4eb97352d49.jpg)
Surabaya - Model ASSURE, yang dikembangkan oleh Heinich dan kawan-kawan, adalah metode perancangan pembelajaran yang sistematis dan interaktif, dirancang untuk memaksimalkan efektivitas pembelajaran dengan berpusat pada kebutuhan siswa. Model ini sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan, terutama dalam konteks pendidikan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang membutuhkan pendekatan konkret dan menarik agar siswa memahami konsep ilmiah secara mendalam.
Model ASSURE adalah singkatan dari enam langkah utama yang meliputi: Analyze Learners, State Objectives, Select Methods, Media, and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation, serta Evaluate and Revise. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana model ASSURE dapat diaplikasikan dalam mengembangkan media dan strategi pembelajaran IPA.
Langkah-langkah Model ASSURE
Berikut adalah keenam langkah dalam model ASSURE dan bagaimana masing-masing tahap dapat diimplementasikan untuk mengembangkan media dan strategi pembelajaran IPA yang relevan.
1. Analyze Learners (Menganalisis Peserta Didik)
Langkah pertama adalah analisis terhadap karakteristik siswa yang meliputi aspek usia, kemampuan, motivasi, serta gaya belajar. Mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sangat penting dalam pendidikan IPA karena memudahkan pendidik untuk menyesuaikan materi dan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya, ketika mengajarkan konsep-konsep sains dasar seperti fotosintesis atau daur air kepada siswa tingkat SMP, guru perlu memahami tingkat pengetahuan awal mereka agar dapat menyusun media visual yang menarik dan mudah dipahami.
2. State Objectives (Menetapkan Tujuan Pembelajaran)
Setelah memahami karakteristik siswa, langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur. Tujuan pembelajaran yang baik harus spesifik, mengukur perilaku yang diharapkan, kondisi, serta tingkat capaian yang diharapkan dari siswa.
Dalam konteks IPA, tujuan pembelajaran dapat dirumuskan seperti berikut: “Siswa dapat menjelaskan proses fotosintesis dengan tepat dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.” Menyusun tujuan pembelajaran yang jelas membantu pendidik untuk menentukan media dan metode yang akan digunakan dalam mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
3. Select Methods, Media, and Materials (Memilih Metode, Media, dan Materi)
Langkah ketiga adalah memilih metode pengajaran yang relevan serta media yang akan membantu siswa memahami materi dengan baik. Pemilihan media yang sesuai menjadi penting untuk materi IPA karena media yang tepat dapat memberikan gambaran konkret tentang konsep ilmiah yang abstrak.
Misalnya, dalam pelajaran tentang sistem peredaran darah, guru bisa menggunakan model anatomi tubuh atau simulasi video yang menampilkan alur darah pada tubuh manusia. Penggunaan media interaktif dan visual seperti ini memudahkan siswa untuk memahami materi yang kompleks.
4. Utilize Media and Materials (Menggunakan Media dan Materi)
Langkah ini adalah penerapan media dan materi yang telah dipilih dalam proses pembelajaran. Guru perlu merencanakan dengan baik bagaimana media tersebut akan digunakan, apakah dalam bentuk presentasi, simulasi, atau percobaan langsung.
Misalnya, jika guru menggunakan simulasi laboratorium online untuk menunjukkan reaksi kimia, maka perlu dipastikan siswa memahami cara mengakses dan menggunakan media tersebut. Guru dapat menjelaskan terlebih dahulu instruksi penggunaannya sebelum mulai melakukan simulasi di kelas.
5. Require Learner Participation (Mendorong Partisipasi Siswa)
Partisipasi aktif siswa adalah kunci dari pembelajaran yang efektif. Langkah ini mendorong guru untuk merancang kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, seperti diskusi kelompok, eksperimen, atau praktik laboratorium. Dalam konteks IPA, partisipasi aktif sangat penting karena membantu siswa memahami konsep ilmiah melalui pengalaman langsung.
Contoh partisipasi aktif di kelas IPA bisa berupa proyek kelompok di mana siswa diminta untuk membuat model sederhana dari struktur molekul atau melakukan pengamatan terhadap perubahan lingkungan sebagai bagian dari pembelajaran ekologi. Dengan melakukan sendiri, siswa akan lebih memahami konsep-konsep ilmiah yang diajarkan.
6. Evaluate and Revise (Evaluasi dan Revisi)
Langkah terakhir adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran. Evaluasi ini mencakup penilaian terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, efektivitas media, serta tingkat partisipasi dan pemahaman siswa. Berdasarkan hasil evaluasi, guru dapat menentukan aspek-aspek yang perlu ditingkatkan atau disesuaikan di masa mendatang.
Evaluasi dalam pembelajaran IPA dapat mencakup tes tertulis, pengamatan terhadap keterampilan laboratorium, dan diskusi reflektif bersama siswa. Hasil evaluasi memungkinkan pendidik untuk terus memperbaiki metode dan media yang digunakan sehingga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Penutup
Model ASSURE adalah pendekatan yang sistematis dan efektif dalam merancang pembelajaran, terutama di bidang pendidikan IPA. Melalui enam langkah yang berfokus pada analisis siswa, penetapan tujuan, pemilihan media, penggunaan yang tepat, partisipasi aktif, dan evaluasi, model ini membantu pendidik menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, relevan, dan bermakna.
Dengan menerapkan model ASSURE, pendidik dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang tidak hanya mengedepankan konsep ilmiah tetapi juga melibatkan siswa dalam proses belajar yang aktif dan kolaboratif. Penerapan model ini tidak hanya membantu siswa memahami materi IPA dengan lebih baik tetapi juga membentuk pola pikir kritis dan rasa ingin tahu yang esensial dalam dunia sains.