Musim Hujan Akhir Januari 2025: Waspada Cuaca Ekstrem dan Dampaknya
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/5a6ab0a4-53f3-4152-9032-7bff024dc8cf.png)
Surabaya - Memasuki akhir Januari 2025, Indonesia berada pada puncak musim hujan yang ditandai dengan peningkatan curah hujan di berbagai wilayah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari 2025, dengan curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Prakiraan Cuaca dan Potensi Bencana
BMKG dalam prospek cuaca mingguan periode 21–27 Januari 2025 menyebutkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Masyarakat dihimbau agar terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan tetap waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi.
Dampak La Nina Lemah terhadap Curah Hujan
Fenomena La Nina lemah yang terjadi diperkirakan akan menyebabkan peningkatan curah hujan sebesar 20-40%. La Nina, yang ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, dapat memiliki dampak signifikan terhadap pola cuaca global, termasuk cuaca ekstrem di Indonesia. BMKG meminta agar tetap siaga dan waspada karena hujan lebat masih berpotensi terjadi pada periode tanggal 21-27 Januari 2025.
Kesiapsiagaan Menghadapi Cuaca Ekstrem
Mengingat potensi cuaca ekstrem dan bencana yang menyertainya, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik, menghindari aktivitas di daerah rawan longsor saat hujan deras, dan selalu memantau informasi cuaca terkini dari sumber resmi seperti BMKG. Dengan demikian, diharapkan dampak negatif dari cuaca ekstrem dapat diminimalisir.