Pagar Laut: Solusi Perlindungan Pesisir atau Ancaman bagi Lingkungan?
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/91e7db83-44cc-4f59-949c-13d74082ccca.png)
Surabaya - Pesisir Indonesia, dengan keindahan alam dan kekayaan biodiversitasnya, menghadapi berbagai tantangan, termasuk abrasi dan kenaikan permukaan air laut. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah pembangunan pagar laut. Namun, efektivitas dan dampak lingkungan dari struktur ini menjadi perdebatan di kalangan ahli dan masyarakat.
Konsep Pagar Laut
Pagar laut merupakan struktur yang dibangun di sepanjang garis pantai dengan tujuan utama melindungi wilayah pesisir dari ancaman abrasi dan gelombang besar. Material yang digunakan bervariasi, mulai dari bambu hingga beton, tergantung pada desain dan tujuan spesifiknya. Selain sebagai penahan gelombang, pagar laut juga berfungsi sebagai penopang sedimentasi, yang diharapkan dapat membentuk daratan baru atau memperkuat garis pantai yang ada.
Kasus Pagar Laut di Tangerang
Baru-baru ini, pemasangan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, memicu kontroversi. Pagar bambu yang dibangun tanpa izin resmi ini menimbulkan pertanyaan mengenai tujuan dan dampaknya terhadap lingkungan serta masyarakat setempat. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Eli Susiyanti, menyatakan bahwa pembangunan tersebut tidak memiliki izin dan rekomendasi dari otoritas terkait, sehingga melanggar hukum.
Dampak Lingkungan Pagar Laut
Pemasangan pagar laut tanpa perencanaan matang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan:
- Gangguan Arus Laut: Struktur pagar dapat menghambat aliran alami arus laut, yang berpotensi menyebabkan penumpukan sedimen di area tertentu dan erosi di area lain. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut.
- Kerusakan Terumbu Karang: Pagar yang dibebani pasir sebagai media tancap berisiko menimbun terumbu karang, mengancam habitat biota laut yang bergantung pada ekosistem tersebut.
- Penurunan Kualitas Air: Perubahan dinamika arus laut akibat pagar dapat meningkatkan kekeruhan air, mengganggu proses fotosintesis tumbuhan laut, dan menurunkan kualitas habitat perairan.
Reaksi Pemerintah dan Masyarakat
Menanggapi pemasangan pagar laut di Tangerang, Menteri Lingkungan Hidup menerjunkan tim untuk menganalisis dampak lingkungan yang ditimbulkan. Beliau menegaskan bahwa tidak ada izin analisis dampak lingkungan yang diterbitkan sebelum pemasangan pagar tersebut. Selain itu, pembongkaran pagar dilakukan oleh TNI Angkatan Laut bersama warga setempat, mengingat potensi kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai Rp116,91 miliar per tahun akibat terganggunya aktivitas perikanan.
Pagar laut, meskipun bertujuan melindungi wilayah pesisir, memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Tanpa kajian mendalam dan izin resmi, struktur ini berpotensi menimbulkan lebih banyak kerugian daripada manfaat, baik bagi lingkungan maupun masyarakat. Oleh karena itu, setiap upaya pembangunan di wilayah pesisir harus mempertimbangkan aspek ekologis, sosial, dan ekonomi secara holistik untuk memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan bersama.