Pesona Cold Moon: Purnama Desember yang Penuh Makna
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s1psains/thumbnail/ca55bfbd-8b4b-4427-85f1-e9b2fc68ead8.png)
Surabaya - Pada Minggu, 15 Desember 2024, fenomena Cold Moon, atau bulan purnama Desember, akan mencapai puncak iluminasi pada pukul 04.02 WIB. Dikenal sebagai purnama terakhir sebelum titik balik matahari musim dingin di belahan Bumi utara, Cold Moon memiliki daya tarik yang istimewa, baik secara astronomis maupun budaya.
Mengapa Disebut Cold Moon?
Nama Cold Moon berasal dari tradisi penduduk asli Amerika Utara dan budaya Eropa kuno. Purnama ini menandai awal musim dingin dengan suhu yang mulai menurun drastis, menciptakan lanskap beku yang khas. Di belahan Bumi utara, purnama ini menjadi simbol transisi alam menuju hari-hari yang lebih panjang setelah titik balik matahari musim dingin pada 21 Desember.
Kaitan dengan Kalender Budaya dan Kepercayaan
Dalam berbagai tradisi, purnama Desember memiliki makna penting. Dalam kalender Cina, Cold Moon menandai pertengahan bulan ke-11 di Tahun Naga. Bagi umat Hindu, purnama ini dirayakan sebagai Datta Jayanti, peringatan kelahiran Dewa Dattatreya. Sementara itu, komunitas Buddha di Sri Lanka memperingati Unduvap Poya, yang mengenang kedatangan biksuni pertama ke Sri Lanka membawa tunas pohon Bodhi suci pada abad ke-3 SM.
Peluang Pengamatan Langit
Saat Cold Moon bersinar, kondisi langit malam menawarkan pemandangan menawan, meski diwarnai tantangan dari polusi cahaya di daerah perkotaan. Bagi para astronom amatir, bulan purnama ini juga memberikan momen untuk mengamati fenomena lainnya seperti konstelasi bintang musim dingin, termasuk Orion dan Taurus.
Bagi wilayah Indonesia, pengamatan Cold Moon akan sedikit terpengaruh oleh cuaca mendung yang khas musim hujan. Namun, bagi Anda yang berada di lokasi dengan langit cerah, momen ini bisa dimanfaatkan untuk mempelajari lebih lanjut tentang siklus bulan dan posisi bulan terhadap bintang-bintang.