Halo... Pada tanggal 20 - 22 Juni 2024, Matahari telah mencapai titik balik atau condong maksimum di belahan Bumi Utara sebelum kembali bergerak menuju Equator. Fenomena ini, yang dikenal sebagai solstis Juni, disebabkan oleh kemiringan sumbu Bumi sebesar 23,5°. Pada saat ini, belahan Bumi Utara mengalami paparan sinar Matahari maksimum, dengan Matahari yang tidak pernah terbenam di wilayah kutub Utara, sedangkan di wilayah kutub Selatan, Matahari hampir tidak tampak sama sekali.
Solstis Juni: Apa yang Terjadi?
Solstis Juni menandai momen ketika Matahari berada di titik paling utara dari langit, tepat di atas Tropic of Cancer. Fenomena ini mengakibatkan hari terpanjang dalam setahun di belahan Bumi Utara dan malam terpendek. Sebaliknya, di belahan Bumi Selatan, terjadi malam terpanjang dan hari terpendek.
Pengaruh di Indonesia: Musim Bediding
Di Indonesia, meskipun kita tidak mengalami perubahan panjang siang dan malam yang ekstrem, solstis Juni membawa perubahan cuaca yang cukup signifikan. Pada saat ini, Indonesia biasanya memasuki musim kemarau. Namun, fenomena yang paling terasa adalah suhu yang lebih dingin, terutama pada malam hari. Di Pulau Jawa, kondisi ini dikenal dengan istilah "musim Bediding", dimana malam hari terasa lebih dingin dari biasanya (sumber).
Kenapa Gen Z Harus Peduli?
Sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi dan informasi, Gen Z memiliki akses yang luas untuk memahami fenomena alam ini lebih dalam. Mengetahui dan memahami solstis Juni tidak hanya menambah pengetahuan astronomi, tetapi juga memberikan wawasan tentang perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di sekitar kita. Dengan informasi ini, kita bisa lebih bijak dalam merencanakan aktivitas sehari-hari, baik itu dalam konteks pertanian, pariwisata, maupun kegiatan sehari-hari lainnya.
Fakta Menarik tentang Solstis Juni
1. Hari Terpanjang di Belahan Bumi Utara: Beberapa tempat di kutub Utara mengalami "Matahari Tengah Malam" dimana Matahari tidak pernah terbenam.
2. Pengaruh pada Lingkungan: Solstis Juni berperan penting dalam siklus tumbuh tanaman dan perubahan ekosistem.
3. Tradisi dan Budaya: Banyak budaya di dunia merayakan solstis Juni dengan berbagai festival dan tradisi, seperti Midsummer di Skandinavia.
Solstis Juni adalah salah satu fenomena alam yang menunjukkan betapa dinamisnya bumi kita. Bagi Gen Z, memahami fenomena ini bisa menjadi langkah awal untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan perubahan iklim yang terjadi. Mari manfaatkan momen ini untuk belajar dan lebih mengenal bumi kita!