Jumat Agung dan Paskah 2025: Refleksi Iman dalam Arus Zaman

Surabaya - Bulan April 2025 kembali menjadi momen sakral bagi umat Kristiani di Indonesia dan dunia. Jumat Agung, yang jatuh pada 18 April, dan Hari Raya Paskah pada 20 April, diperingati sebagai tonggak penting dalam iman Kristiani. Momen ini tidak hanya mengenang kisah sengsara dan kebangkitan Yesus Kristus, tetapi juga menjadi saat untuk refleksi spiritual yang mendalam, terutama di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
Di Indonesia, Jumat Agung merupakan hari libur nasional. Momentum ini mengingatkan umat akan pengorbanan Yesus di kayu salib, yang diyakini sebagai bentuk kasih-Nya yang paling agung untuk keselamatan umat manusia. Sementara itu, Hari Raya Paskah merayakan kebangkitan-Nya dari kematian—simbol kemenangan atas dosa dan harapan baru bagi dunia.
Tradisi dan Perayaan di Tanah Air
Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Jumat Agung dan Paskah 2025 dirayakan secara khusyuk oleh umat Kristiani di berbagai penjuru Nusantara. Di sejumlah gereja besar seperti Katedral Jakarta dan Gereja Katedral Surabaya, misa dan ibadat Jumat Agung dilaksanakan dengan protokol ketat, namun penuh khidmat. Jalan Salib—simbol perjalanan Yesus menuju penyaliban—juga digelar, baik secara langsung maupun daring.
Paskah dirayakan dengan suasana sukacita. Gereja-gereja dihiasi lilin dan bunga, mencerminkan harapan akan kebangkitan dan kehidupan baru. Dalam banyak keluarga, tradisi menyantap hidangan bersama atau berbagi telur Paskah sebagai simbol kehidupan juga tetap dilestarikan.
Pesan Moral Pemimpin Gereja
Tahun ini, berbagai pemimpin gereja turut menyampaikan pesan yang menyentuh isu sosial. Kardinal Ignatius Suharyo dalam homilinya di Jakarta menyoroti pentingnya melawan kejahatan struktural seperti korupsi, kekerasan, dan perdagangan manusia. Ia mengajak umat untuk menjadikan Paskah sebagai momen pertobatan kolektif dan pembaruan komitmen terhadap keadilan sosial.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia), yang menekankan bahwa kebangkitan Kristus seharusnya membangkitkan semangat solidaritas sosial, terutama kepada mereka yang tersisih atau terdampak krisis kemanusiaan.
Menanamkan Nilai Paskah dalam Dunia Pendidikan
Di lingkungan akademik, momen Paskah bisa menjadi inspirasi dalam membangun pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif dan saintifik, tetapi juga nilai-nilai spiritual dan moral. Paskah mengajarkan pentingnya harapan, ketekunan, dan keberanian untuk bangkit dari keterpurukan—nilai-nilai yang sangat relevan dalam proses belajar-mengajar dan kehidupan kampus secara umum.
Mahasiswa dan dosen didorong untuk merefleksikan nilai-nilai tersebut dalam penelitian, pengabdian masyarakat, serta kegiatan akademik lainnya. Pendidikan sains yang berlandaskan etika dan nilai spiritual diyakini mampu mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara intelektual, tetapi juga bijaksana dan berintegritas.
Momentum Introspeksi di Era Digital
Dalam dunia yang semakin digital dan cepat berubah, Paskah 2025 hadir sebagai pengingat akan pentingnya keheningan, refleksi, dan doa. Di balik derasnya informasi dan rutinitas harian, umat diajak untuk sejenak berhenti dan merenungi nilai-nilai kehidupan yang abadi: kasih, pengampunan, dan harapan.
Perayaan Paskah kali ini juga ramai di media sosial. Tagar seperti #JumatAgung2025 dan #PaskahDamai menjadi trending, dengan netizen membagikan renungan, kutipan Alkitab, serta ucapan damai antarumat beragama—menandakan bahwa makna Paskah bisa dirayakan lintas batas agama dan budaya.
Jumat Agung dan Paskah 2025 tidak hanya menjadi peringatan ritual keagamaan, tetapi juga momen reflektif bagi semua umat untuk memperbarui semangat hidup. Di tengah tantangan moral, sosial, dan digitalisasi zaman, semangat Paskah menjadi oase spiritual yang menyegarkan dan meneguhkan harapan baru.